Tokoh-tokoh Perpustakaan di Dunia dan Indonesia

Tokoh Perpustakaan di Dunia

1. Melville Louis Kossuth Dewey (1851 - 1931)

Dewey lahir di Adams Center, New York, anak kelima dan terakhir dari pasangan Joel dan Eliza Greene Dewey. Saat masih mahasiswa, ia mendirikan Biro Perpustakaan, yang mana biro tersebut menjual filing-cabinets dan kartu indeks berkualitas tinggi. Selain itu beliau juga mendirikan dimensi standar untuk kartu katalog. Dari 1883-1888 beliau merupakan kepala pustakawan di Columbia University. Selama menjabat sebagai direktur Perpustakaan Negara New York (1888-1906) beliau mendirikan program perpustakaan berjalan. selain itu dari 1888-1900 beliau menjabat sebagai sekretaris dan pejabat eksekutif dari Universitas Negara Bagian New York.Beliau merupakan pelopor kepustakawanan di Amerika. Karyanya yang paling dikenal adalah Dewey Decimal Classification (DDC), yang kini digunakan sebagai kelas klasifikasi banyak perpustakaan. Karya lain dewey adalah ide dan gagasannya untuk menambah tugas dan fungsi perpustakaan Negara sebagai pembina layanan di perpustakaan sekolah dan perpustakaan umum. Beliau pula salah satu pelopor pendiri ALA (American’s Librarian Association) dan memiliki beberapa biro perpustakaan dan perusahaan swasta sebagai upaya fundrisingperpustakaan. Dan karena karya dan dedikasinya, sebuah karya menyebutnya sebagai Father of Modern Librarianship

2. Dr. Shiyali Ramamita (SR.) Ranganathan (1892 - 1972)

Beliau adalah seorang pustakawan universitas dan profesor ilmu perpustakaan di Benares Hindu University (1945-1947) dan profesor ilmu perpustakaan di Universitas Delhi (1947-1955). Beliau adalah presiden dari Asosiasi Perpustakaan India dari 1944 -1953. Pada tahun 1957 ia terpilih sebagai anggota kehormatan dari Federasi Internasional untuk Informasi dan Dokumentasi (FID) dan dibuat wakil presiden seumur hidup dari Asosiasi Perpustakaan Inggris. Selain itu beliau merupakan pustakawan ternama pada abad 20-an. Dari tangannyalah kemudian lahir dua buah karya dan pemikirannya yang paling dikenal adalahfive laws dan colon classification. Meskipun terlahir sebagai ahli matematik dan dosen matematika di Universitas Madras, namun kecintaannya kepada perpustakaan membuatnya melahirkan banyak karya hebat tentang perpustakaan, administrasi pustaka, organisasi bahan rujukan dan manajemen koleksi. Dari kerja kerasnya pula, Beliau memposisikan India sebagai salah satu Negara, yang pada masa itu memiliki pengaruh dalam dunia kepustakaannya. Sehingga, karena pemikiran dan dedikasinya, beberapa sumber menyebutkan Beliau sebagai Bapak Perpustakaan Dunia selain itu tanggal ulang tahun kelahiran beliau dijadikan sebagai hari Perpustakaan Nasional di India.

Biografi singkat dari Shiyali Ramamrita Ranganathan 
  • Lahir pada tanggal 9 Agustus 1892 di Shiyali, Madras, India.
  • Bersekolah di Sekolah Tinggi Hindu di Shiyali, di Madras Christian College (di mana Beliau mengambil gelar BA dan MA dalam matematika pada tahun 1913 dan 1916), dan di fakultas keguruan, Saidapet.
  • Pada tahun 1917 Beliau bergabung dengan universitas negeri di Mangalore.
  • Dari tahun 1920 sampai 1923 Beliau kemudian mengajar di Universitas Negeri Coimbatore, dan di Universitas Madras, pada 1921-1923.
  • Pada tahun 1924 Beliau diangkat sebagai pustakawan pertama dari Universitas Madras, dan untuk menyesuaikan dengan jabatan, Beliau pergi ke Inggris untuk belajar di Universitas Negeri di London.
  • Tahun 1925 sampai 1944 Beliau mengambil pekerjaan di Madras sampai 1944.
  • Tahun 1945-1954 Beliau menjabat sebagai pustakawan dan sebagai profesor ilmu perpustakaan di Universitas Hindu di Varanasi (Banaras), dan 1947-1954 Beliau mengajar di Universitas Delhi.
  • Tahun 1954-1957 Beliau terlibat dalam penelitian dan penulisan di Zürich.
  • Beliau kembali ke India pada tahun terakhir dan menjabat sebagai profesor tamu di Universitas Vikram, Ujjain, sampai tahun 1959.
  • Pada tahun 1962 Beliau mendirikan dan menjadi kepala Pusat Dokumentasi dan Penelitian Pelatihan di Bangalore, dan pada 1965 Beliau diberi penghargaan oleh pemerintah India dengan gelar profesor riset nasional di ilmu perpustakaan

Tokoh perpustakaan di Indonesia

Dauzan Farouk merupakan Bapak delapan putra-putri kelahiran Kampung Kauman, Yogyakarta pada 1925 itu, mendirikan Mabulir karena terinspirasi dari masa kecilnya membantu ayahnya, H. Muhammad Bajuri, yang mengelola Taman Pustaka Muhammadiyah pada zaman sebelum Indonesia Merdeka.Sosok yang saya lihat di media cetak nasional pada 3 tahunan lalu, saat itu sudah ringkih termakan usia. Namun, sebagaibookaholic, saya terpesona dengan “perjuangannya”. Pada tahun 1989 Mbah Dauzan menghabiskan uang pensiun veteran sebesar Rp 500.000 untuk membeli buku kemudian mendirikan perpustakaan bergilir bernama Mabulir. Mbah Dauzan pun berkeliling kota Gudeg mengedarkan buku-bukunya secara gratis.
Setiap hari sejak bangun tidur, lelaki tua itu membaca buku, merapikan dan memperbaiki sampul sebagian buku-bukunya yang mulai rusak. Aktifitas meminjamkan aneka buku dilakukannya sore hari dengan bersepeda atau naik bis kota. Ia mendatangi kelompok bermain anak, siswa-siswa di sekolah, remaja mesjid, dan pemuda Karang Taruna. Kelompok pengajian, tukang becak yang tengah mangkal, bahkan para ibu penjual di pasar-pasar, tak luput menjadi ‘sasaran’ untuk dipinjami buku secara gratis.
Konsistensinya membuahkan penghargaan seperti Nugra Jasadarma Pustaloka dari Perpustakaan Nasional tahun 2005 , Paramadina Award 2005 dan Lifetime Achievement Award dari Sabre Foundation, sebuah NGO di Massachusetts, Cambridge. Pada April 2007 di acara World Book Day Indonesia, Mbah Dauzan Farouk mendapat gelar sebagai Pejoeang Literasi Indonesia.
Tapi tentu bukan penghargaan yang Mbah Dauzan cari. Namun tentu ini adalah kata hati yang direalisasikan dalam bentuk nyata untuk suatu nilai yang tidak kuantitatif.
Saat kecil, saya memang lumayan hidup berkecukupan aneka buku dari orangtua. Mulai dari buku pengetahuan umum, biografi ringan, komik-komik, buku dogeng, maupun majalah dan Koran. Saat berkunjung ke perpustakaan daerah saya sempat berkomentar dalam hati, “Lho, ternyata masih lebih menarik koleksi buku di rumah saya.” Tapi mohon maaf kepada siapapun yang tersinggung pada pikiran saya saat itu, karena saya baru sadar setelah beranjak dewasa bahwa tidak semua orang bernasib seperti saya. Orangtua saya, meski kondisi hidup bukan terbilang mewah, namun masih meluangkan uangnya untuk menambah khazanah pengetahuan semua anak-anaknya. Selain itu, saya kebetulan mengenyam pendidikan dari sekolah dasar hingga menengah atas di sekolah yang perpustakaan nya memadai dari segi fisik ruangan maupun koleksi.
Akan tetapi, tentu tidak semua bisa seperti saya kecil. Ongkos produksi buku yang terus menerus melambungkan harga jual, begitu banyak pilihan buku yang tidak bisa diikuti kondisi finansial, atau karena kebutuhan primer yang mau tidak mau harus dicukupi sehingga buku menjadi prioritas tersier, masalah aksesbilitas bacaan, dan problematika mencerdaskan bangsa, tentu menjadi salah satu dari sekian banyak alasan mengapa kita membutuhkan banyak Mbah Dauzan.
Mbah Dauzan selalu membaca semua buku sebelum dipinjamkan kepada para pelanggan, walaupun untuk membacanya harus menggunakan kaca pembesar, sebagai bentuk ingin memberikan bacaan yang terbaik.
Lelaki yang tidak menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Sastra Timur Universitas Gadjah Mada itu telah mengambil peran dalam mencerdaskan manusia melalui buku bacaan yang dipinjamkan dari satu tangan ke tangan lain. Namun satu hal yang harus diingat pula, ketika berurusan dengan ‘pinjam meminjam buku’ maka problem lainnya adalah kadang pembaca buku tidak memperlakukan buku dengan layak. Pernah menemukan buku perpustakaan yang disobek pada halaman tertentu? (Bahkan saya pernah menemukan hal ini di koleksi skripsi S1 di perpustakaan). Pernah mendapat buku yang dikembalikan dalam kondisi lecekkeriting, atau, lebih parah, terkena minyak? Nah, saatnya kita juga memulai menumbuhkan semangat “Sayang Buku”. Meski itu bukan milik kamu pribadi.
Namun, sosok seperti Mbah Dauzan tidak berpikir materi. Ia meminjamkan dengan sistem bergilir, yang disebutnya sebagai sistem multilevel reading. “Mengelola perpustakaan keliling adalah bisnis dengan keuntungan abstrak. Landasannya kepercayaan sehingga aturannya tidak perlu birokratis. Dagangan Tuhan. Tidak perlu ada KTP atau apa.
Sesama manusia saudara, harus bisa dipercaya,” ujarnya seperti dikutip dari Kompas.
Perjuangan Mbah Dauzan telah berhenti hingga hembusan nafas terakhir dan jazad dimakamkan di Makam Pejuang 45, Gamping Sleman Yogyakarta. Selamat jalan Pejuang Literasi Indonesia….
Muhammad Azwan, M. Hum

 
Muhammad Azwar lahir di Ujung Pandang, 15 Januari 1980. Anak kelima (bungsu) dari pasangan Letkol (Purn). Inf. Drs. Abdul Muin (almarhum) dan Siti Rachima. Pendidikan dasar ditempuh di SDN 02 Sengkang (1987-1992). Kemudian melanjutkan di SMP Muhammadiyah V Mariso di Ujung Pandang hingga 1995. Pada tahun 1998 berhasil menyelesaikan pendidikan di SMUN 02 Ujung Pandang. Meraih gelar sarjana pertama di STAI Madinatul Ilmi, Depok jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah pada tahun 2005. Memperoleh kesempatan belajar dengan beasiswa dari Kementerian Agama di Universitas Indonesia jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi tahun 2009 dan memperoleh gelar Magister tahun 2011.
Karya Ilmiah
1.       MODS Metadata Alternatif dalam Pengembangan Aplikasi Perpustakaan Digital di Indonesia (Studi Kasus Senayan Library Management System) tahun 2012
2.       Information Literacy Skills : Strategi Penelusuran Informasi Online tahun 2013
3.       Penerapan Knowledge Management (Studi Kasus SDIT Al-Hamidiyah Depok) tahun 2013
4.       Membangun Sistem Otomasi Perpustakaan dengan Senayan Library Management System (SLiMS) tahun 2013
5.       Teori Simulakrum Jean Baudrillard dan upaya pustakawan mengidentifikasi informasi realitas tahun 2014
6.       Penerapan Sistem Otomasi di Perpustakaan Fakultas Adab Dan Humaniora UIN Alauddin Makassar tahun 2015
7.       Pemanfaatan Fitur Z39. 50 pada SLiMS (Studi Kasus di Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Alauddin) tahun 2016
8.       Pemanfaatan Jurnal Elektronik oleh Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin tahun 2015
9.       Peranan Perpustakaan Sekolah dalam Mendukung Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Di SMA Negeri 1 Sinjai Tengah tahun 2016
10.   Kemampuan Mahasiswa dalam Menelusuri dan Mengevaluasi Informasi Berbasis Internet (Studi Kasus Mahasiswa JIP UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta Angkatan 2007) tahun 2011
11.   Manajemen tata ruang perpustakaan pesantren madani Alauddin Pao-Pao Makassar tahun 2017


Putu Laxman Pendit

Tokoh Pustakawan Indonesia Putu Laxman Pendit Nama : Putu Laxman Sanjaya Pendit TTL : Jakarta, 3 September 1959 Nama Orang Tua : a. Ayah : Nyoman S. Pendit b. Ibu : Murtini S. pendit Nama Istri : Meily Zulia Nama Anak : a. Shasha Kanitrisutra b. Raudry Bungadyarti Putu Laxman Sanjaya Pendit atau sering disebut dengan Putu Laxman Pendit ialah seorang pustakawan yang mempunyai kemampuan-kemampuan tertentu dibidangnya antara lain sebagai penulis, peneliti, pendidik dan pengajar bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Kiprahnya sangat dikenal dikalangan para pustakawan yang haus dengan isu dan hal-hal fundamental tentang kepustakawanan. Gagasan-gagasan segarnya selalu muncul dan menjadi topik diskusi yang hangat bagi pemerhati kepustakawanan Indonesia. Ia sosok pustakawan yang terbuka dan menerima saran atau kritikan yang sekiranya dapat membangun lebih baik karya-karyanya. Banyak perubahan-perubahan yang ia lakukan diantaranya penggunanaan perpustakaan digital yang dapat memudahkan masyarakat (pengguna) untuk mengakses informasi serta kreatifitas pustakawan untuk menarik minat pengunjung untuk datang ke perpustakaan. Seorang pustakawan harus proakftif dalam meningkatkan keterampilan sehingga tidak perlu menunggu pihak ketiga untuk bertindak terlebih dahulu untuk menyelesaikan apa yang telah menjadi pekerjaan pustakawan. Selain itu ,pustakawan dituntut untuk dapat meningkatkan kemampuan dirinya sendiri dan dengan demikian dapat terbukti dimasyarakat bahwa ia dapat diandalkan. Gaya kepemimpinannya menggunakan model kepemimpinan demokratis karena berorientasi pada partisipasi masyarakat, bersifat terbuka, bawahan diberikan kesempatan untuk memberi saran, dan menghargai waktu serta pengambilan keputusan lebih mengutamakan musyawarah untuk mencapai mufakat. Namun Putu Laxman Pendit juga sering bersikap ambisius, karena akibat keambisiusannya ia mampu berkontribusi terhadap peran pustakawan dalam melayani masyarakat akan kebutuhan informasi. Untuk itu kepemimpinan Putu Laxman Pendit dalam hal ini berpegang teguh pada tiga konteks utama yakni : komitmen, kompleksitas, dan kredibilitas. Pendidikan · Sarjana dari Sekolah Tinggi Publisistik (sekarang Institut Ilmu Sosial & Ilmu Politik) (1986) · Master dalam Information Science dari Loughborough University of Technology, Inggris Raya (1988) · Ph.D dari School of Business Information, RMIT University, Melbourne Australia (1997-2000) dengan disertasi berjudul “The use of Information Technology in Public Information Services: an interpretive study of structural change via technology in the Indonesian Civil Service”Pengalaman Kerja · Asisten dosen matakuliah komunikasi, media, dan jurnalistik di Sekolah Tinggi Publisistik (1982) · Editor bidang teknologi dan luar negeri untuk Majalah Berita X-tra milik Femina Group (1985 – 1987) · Pengajar di Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Sastra (sekarang menjadi Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya) Universitas Indonesia (1988-2004) Karya Tulis Penelitian · Penerapan teknologi hipertext untuk sistem informasi arkeologi. Buku · Menjadi Penulis: Membina Jemaat yang Menulis (sebagai penerjemah) · Empat Teori Pers (terjemahan) (1986) · Penelitian Ilmu Perpustakaan dan Informasi, sebuah pengantar diskusi Epistemologi & Metodologi (2003) · Mata Membaca, Kata Bersama (2007) · Perpustakaan Digital Dari A sampai Z (2008) · Kesinambungan dan Dinamika Perpustakaan Digital (2008) · Merajut Makna : Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Informasi (2009) 

Prof. Sulistyo Basuki

Lahir di Sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat, 11 September 1941. Sulistyo-Basuki adalah Guru besar Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Depok.
Sulistyo-Basuki, atau akrab dipanggil Pak Sulis, merupakan putra pertama almarhum Bapak Hardjito dan Ibu Moeridjah Hardjito, yang kedua-duanya merupakan pensiunan guru Sekolah Rakjat di Blitar. Ibunda Moeridjah sempat merangkap pustakawan ketika menjadi guru bantu di Meisjes Vervolgschool Wlingi.
Pak Sulis merupakan pengajar dan penulis yang aktif. Buku-buku terbitannya telah menjadi pegangan dasar bagi mahasiswa jurusan ilmu perpustakaan dan informasi di universitas seluruh Indonesia.
Ia menjadi putra Indonesia pertama yang meraih gelar doktor dalam bidang Information and Library Science dan juga gelar profesor bidang Ilmu Perpustakaan (sejak tahun 1995).
Gelar doktor diraihnya akhir Juni 1984 di Case Western Reserve University Cleveland, Ohio, Amerika Serikat. Ia mempertahankan disertasi yang berjudul: A Citation Analysis of Agricultural and Medical Journals Published in Less Developed Countries, With Special Reference to the Regions of Africa Sub-Sahara, Latin America, and Southeast Asia.
 
Jabatan :
·       Guru Besar, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (1995-2006)
·       Pengajar , Program Pascasarjana Ilmu Perpustakaan dan Informasi di Universitas Indonesia, Institut Pertanian Bogor, UIN Sunan Kalijaga dan Universitas Gadjah Mada. Pernah juga mengajar di Universitas Padjadjaran dan Universitas Negeri Yogyakarta

Pendidikan :
·       Sardjana Muda – Universitas Indonesia (1963)
·       Sarjana Sastra – Universitas Indonesia (1974)
·       Master of Science in Library Science– Case Western Reserve University, Cleveland, Ohio, Amerika Serikat (1980)
·       Master of Arts (History) – Case Western Reserve University, Cleveland, Ohio, Amerika Serikat (1980)
·       Doctor of Philosophy, Case Western Reserve University, Cleveland, Ohio, Amerika Serikat (1984)
·       Diangkat sebagai professor di Universitas Indonesia pada tahun 1995
Pengalaman Kerja :
·       1962–1963 Perpustakaan Yayasan Yamin
·       1963–1965 Bagian Dokumentasi Madjelis Ilmu Pengetahuan Indonesia
·       1965–1967 Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
·       1967–1977 Departemen Luar Negeri
·       1977-sekarang Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (dahulu Fakultas Sastra) Universitas Indonesia
·       1984–1986 Pengajar, Ilmu Kedokteran Dasar, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
·       1990-2006  Pengajar Program Studi Ilmu Perpustakaan Program Pascasarjana Universitas Indonesia
·       2006 – sekarang Pengajar tidak tetap di Program Pascasarjana  Universitas Indonesia
·       1994-1996 Kepala Pusat Sumber Daya Manusia dan Pemasyarakatan Arsip Nasional RI
Pengalaman Pelatihan :
·       Mengajar berbagai kursus kearsipan yang diselenggarakan oleh Arsip Nasional RI, Arsip Daerah di Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Timur, Irian Jaya;
·       Pengajar Records Management Course 1995- 2000.
Buku :
·       Administrasi Arsip: Sebuah Pengantar. Jakarta: [], 2001
·       Manajemen Arsip Dinamis: Pengantar Memahami dan Mengelola Informasi dan Dokumen. Jakarta: Gramedia, 2003
·       Metode Penelitian. Jakarta: Wedatama Widya Sastra bekerjasama dengan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI, 2006
·       Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1991
·       Periodisasi Perpustakaan Indonesia. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1994


Komentar

  1. Casino Games | JTG Hub
    Join the excitement of slot machines from a variety of denominations 전라북도 출장마사지 up 원주 출장마사지 to 100 coins per spin on your favorite slot machine. Play casino games 군포 출장마사지 for free!‎Casino 문경 출장마사지 Games · ‎Slot Games · ‎Mobile Slots · 삼척 출장안마 ‎Casino Games

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer